SISTEM PERIODIK UNSUR
Penulis :
Atiya Kamila
(1313023009)
Diara (1313023017)
P.S : Pendidikan Kimia
(A)
Mata
kuliah : Kimia Anorganik (KKM612201)
Dosen : Dra. Nina Kadaritna, M.Si.
M.
Mahfudz Fauzi, S.pd, M.Sc.
Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Lampung
Bandarlampung
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia
secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang
telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh
dunia. Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang
menuntun pada pengembangan kimia modern. Kita sering menemui unsur
di sekitar kita. Apabila kita sebutkan satu per satu akan sangat sulit karena
saat ini telah ditemukan kurang lebih 118 unsur. Sebagian besar merupakan unsur
yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan
unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks
karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika
kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya. Unsur-unsur tersebut perlu
dikelompokkan supaya mudah dalam mempelajarinya.. Hal inilah yang mendorong
para ahli dari dulu untuk mengelompokkan unsur. Bagaimana mengelompokkan
unsur-unsur dengan jumlah yang besar dan sifat yang berbeda-beda?
Untuk mengertahui bagaimana mengelompokkan unsur-unsur dengan
jumlah yang besar dan sifat yang berbeda-beda serta bagaimana sejarah perkembangan tabel periodik unsur maka dibuatlah
makalah ini.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah agar penulis maupun pembaca dapat lebih
memahami tentang organisasi sistem periodik unsur, klasifikasi sistem periodik
unsur, dan sedikit sifat periodifitas unsur-unsur tersebut, serta merupakan
tugas dari mata kuliah kimia anorganik itu sendiri.
1.3 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan sistem periodik
unsur?
2.
Bagaimana penggolongan sistem periodik unsur
modern?
3.
Apa saja sifat periodifitas unsur- unsur tersebut?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perkembangan
Sistem Periodik Unsur
1.
Sistem Periodik Modern
Mula-mula
memang tidak diketahui, mengapa kalau unsur-unsur disusun menurut berat atom
yang semakin besar, diperoleh kenyataan bahwa unsur-unsur dengan sifat sama
terdapat dalam satu golongan. Hal ini baru jelas setelah penyelidikan sinar X.
Bila sinar katoda dikenakan anoda yang berupa zat
padat, timbullah sinar X. Sinar ini ternyata juga berupa sinar elektromagnet
dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar X yang terjadi mempunyai λ berbeda-beda,
tergantung dari anoda padat yang dipakai. Difraksi sinar X ini menghasilkan
spektra garis yang karakteristik untuk tiap jenis anoda. Garis- garis ini
diberi nama golongan K,L,M,N...... dan pada tiap golongan terdapat beberapa
garis. Dengan mengukur panjang gelombang garis-garis dalam spektra sinar X, Moseley
pada tahun 1913 mendapatkan, bila akar frekuensi digambarkan terhadap nomor
atomnya diperoleh garis lurus
Ini berarti nomor atom unsur-unsurnya mempunyai arti
lebih penting daripada berat atomnya. Dengan ini dapat dijelaskan adanya
beberapa keberatan dalam tabel periodik Mendeleev.
Susunan periodik yang
disusun oleh Moseley akhirnya berkembang lebih baik sampai didapatkan bentuk
yang sekarang ini dengan mengikuti hukum periodik, bahwa bila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat
sifat unsur akan berulang secara periodik.
Daftar sistem periodik modern, disusun berdasarkan
konfigurasi elektron atom unsur. Unsur-unsur dengan konfigurasi yang mirip
mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Kolom unsur ke kanan, diisi menurut
kenaikan nomor atom (perioda). Nomor perioda menunjukkan bilangan kuantum utama
(n) terbesar. Kolom unsur ke arah bawah diisi menurut kemiripan konfigurasi
elektron, khususnya kemiripan cara pengisian elektron pada subkulit yang
tingkat energinya paling tinggi. Tiap kolom vertikal disebut golongan. Sistem
periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang.
2.2
Penggolongan
Sistem Periodik Unsur Modern
Sistem
periodik modern (disebut juga sistem periodik panjang) disusun berdasarkan
konfigurasi elektron unsur. Letak suatu unsur dalam sistem ini ditentukan oleh
orbital yang terisi paling akhir. Unsur yang mempunyai orbital terakhir sama
terletak dalam blok yang sama. Karena ada 4 macam orbital, maka ada 4 blok
unsur, yaitu blok s, blok p, blok d, dan blok f. Karena jumlah elektron dalam
orbital s = 2, p = 6, d = 10, dan f = 14, maka masing-masing blok harus dibagi
atas kolom: s1 dan s2, p1 s/d p6, d1
s/d d10, dan f1 s/d f14. Berdasarkan itu
terbentuklah sistem periodik modern yang terdiri dari beberapa kolom dan baris.
A.
Konfigurasi Elektron
Keempat bilangan kuantum n, l, m, dan s
memungkinkan kita untuk menandai elektron dalam orbital atom manapun secara
lengkap. Dalam hal ini, kita dapat menganggap keempat bilangan kuantum sebagai
“alamat” elektron dalam atom, semacam alamat jalan, kota, propinsi, dan kode
pos yang digunakan untuk menentukan alamat seseorang. Elektron dapat berada
dalam orbital 1s (keadaan sadar),
atau dapat berada dalam orbital yang berenergi lebih tinggi (keadaan
tereksitasi). Namun demikian, untuk atom berelektron banyak, kita perlu
mengetahui konfigurasi elektron atom tersebut, yaitu bagaimana elektron tersebar di antara berbagai orbital atom, agar
kita bisa mengetahui perilaku elektronnya.
B.
Golongan dan Periode
Suatu
bentuk populer dari tabel periodik ialah bentuk
panjang. Unsur-unsur dalam tabel ini dibagi secara vertikal, disebut golongan, dan baris horizontal, disebut
periode. Terdapat 16 pembagian
vertikal karena terdapat 8 golongan, dan tiap golongan memiliki keluarga A dan
B. Terdapat 7 periode, dan enam yang pertama berakhir dengan suatu gas mulia.
Ø Golongan
Unsur
yang terletak pada kolom yang sama dalam sistem periodik disebut golongan.
Golongan menunjukkan elektron valensi terakhir yang dimiliki oleh suatu unsur. Pada
sistem periodik unsur modern, golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan
IUPAC (The International Union of
Pure and Applied Chemistry).
Berdasarkan aturan Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi dua golongan
yaitu golongan A dan B.Golongan A memiliki tingkat energi tertinggi s dan p,
sedangkan Golongan B memiliki tingkat energi tertinggi d. Golongan dalam tabel
berkala ditulis dengan angka Romawi dan huruf.
Menurut jenis subkulit
yang terisi, unsur-unsur dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Golongan
Utama dan Golongan Transisi.
1.
Golongan Utama
Semua unsur golongan A disebut golongan utama. Unsur-unsur golongan utama memiliki tingkat energi
tertinggi s dan p. Golongan utama terdiri dari 8 kolom yang berturut-turut
disebut golongan IA s/d VIIIA.
Elektron valensi masing-masing golongan adalah:
s1 - IA s2p3 -
VA
s2 - IIA s2p4 -
VIA
s2p1 -
IIIA s2p5 -
VIIA
s2p2 -
IVA s2p6 -
VIIIA atau O
Unsur
golongan VIIIA disebut golongan gas mulia,
karena tidak dapat bersenyawa dengan unsur lain, dan disebut juga golongan O.
2. Golongan
Transisi
Semua unsur golongan B disebut golongan transisi. Unsur-unsur golongan
transisi memiliki tingkat energi tertinggi d. Karena golongan utama terbagi
delapan golongan kecil, maka unsur transisi dibagi atas 8 golongan pula, yaitu
IB s/d VIIIB. Dari hasil penyelidikan terhadap unsur transisi ternyata bahwa
sifat unsur transisi bergantung pada konfigurasi elektron orbital (n – 1)d dan
ns. Golongan IB tidak dimulai dari permulaan pengisian d1, tetapi
dari (n – 1)d8ns1 yang berubah menjadi (n – 1)d10ns1.
Konfigurasi elektron unsur golongan B adalah:
(n – 1)d10ns1 - IB (n – 1)d5ns1 -
VIB
(n
– 1)d10ns2 - IIB (n
– 1)d5ns2 - VIIB
(n
– 1)d1ns2 - IIIB (n
– 1)d6ns2 - VIIIB
(n
– 1)d2ns2 - IVB (n
– 1)d7s2 - VIIIB
(n – 1)d3ns2 -
VB (n – 1)d8ns2 -
VIIIB
Golongan
VIIIB terdiri atas 3 kolom, yaitu (n – 1)d6ns2, (n – 1)d7ns2,
dan (n – 1)d8ns2 yang biasa disebut golongan VIII tanpa
menambah huruf B, karena golongan VIIIA diberi nama golongan nol.
3. Golongan
Transisi Dalam
Golongan transisi dalam memiliki
tingkat energi tertinggi f, yaitu 4f dan 5f dari f1-f14,
hingga dikenal dua deret unsur golongan ini, yaitu
Deret Lantanida (4f1- 4f14)
Deret Aktinida (5f1- 5f14)
Lantanida
adalah kelompok unsur kimia yang terdiri dari 15 unsur, mulai Lantanum (La) sampai lutetium (Lu) pada tabel periodik,
dengan nomor atom 58 sampai 71. Sedangkan aktinida adalah kelompok unsur kimia yang mencakup 15 unsur antara aktinium (Ac) dan lawrensium (Lw) pada tabel periodik, dengan nomor atom antara 90 sampai dengan 103.
·
Perioda
Unsur
yang terletak pada baris yang sama dalam sistem periodik disebut seperioda.
Perioda menunjukkan nomor bilangan kuantum utama (n) tertinggi yang dimiliki
unsur. Karena n melambangkan jumlah kulit elektron, maka unsur seperioda yang
berdekatan mempunyai sifat agak mirip. Bila letaknya berjauhan sifatnya juga
jauh berbeda.
Ada perioda pendek dan
perioda panjang. Perioda yang pendek adalah perioda 1 s/d 3, dan perioda yang
panjang 4 s/d 7. Perioda satu mengandung dua unsur, yaitu hidrogen dan helium.
Akibatnya hidrogen mempunyai sifat yang jauh menyimpang dari unsur golongan IA.
Perioda 6 dan 7 sangat panjang karena mengandung orbital f. Jumlah unsur tiap
perioda dapat dilihat sebagai berikut:
|
Perioda
|
Jumlah unsur
|
Nomor atom unsur
alkali
|
Nomor atom gas mulia
|
|
1
|
2
|
-
|
2
|
|
2
|
8
|
3
|
10
|
|
3
|
8
|
11
|
18
|
|
4
|
18
|
19
|
36
|
|
5
|
18
|
37
|
54
|
|
6
|
32
|
55
|
86
|
|
7
|
32
|
87
|
118
|
|
8
|
50
|
119
|
168
|
2.3
Sifat-sifat
Periodik Unsur
·
Volume Atom
Ditentukan
oleh Lothar Meyer Pada tahun 1870. Yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara
volume atom dengan massa atom relatif dan berulang secara periodik.
Volume
atom =
Dari gambar terlihat
bahwa dalam satu golongan volume atom dari atas ke bawah semakin besar.
Volume atom bergantung
pada 3 faktor, yaitu:
1.
Macam kulit terluar
2.
Tarikan kulit oleh inti
3.
Tolakan antara elektron-elektron
·
Jari- jari Atom
Atom
dianggap bulat sehingga mempunyai jari-jari tertentu. Telah dinyatakan bahwa
jari-jari atom (ukuran atom) adalah setengah jarak dari dua inti pada atom-atom
yang berdekatan. Jari- jari atom dalam suatu golongan dan periode bergantung
pada muatan inti efektifnya. Muatan inti efektif, Zeff, dinyatakan
dengan:
Zeff = Z- δ
Dengan Zeff = muatan inti efektif
Z = muatan inti sebenarnya (yaitu, nomor atomnya)
δ = konstanta perisai
Cara mencari konstanta perisai yaitu berdasarkan aturan Slater. Pertama-tama, elektron-elektron diurutkan berdasarkan bilangan kuantum pertama. Kemudian, elektron-elektron dengan orbital s dan p diletakkan dalam kelompok yang sama. Contoh:
[1s] [2s,2p] [3s,3p] [3d] [4s,4p]
[4d] [4f] [5s, 5p] [5d] dst.
1.
elektron
di sebelah kanan elektron yang dikaji tidak memberi konstanta perisai (=0)
2. elektron di sebelah kiri elektron
yang dikaji:
(orbital
s dan p)
- setiap elektron dalam kelompok yang sama memberi kontribusi sebesar 0,35 , kecuali untuk kelompok [1s] sebesar 0,3
- setiap elektron dengan bilangan n kurang satu dari elektron yang dikaji, memberi kontribusi sebesar 0,85
- setiap elektron dengan bilangan n kurang dua atau lebih dari elektron yang dikaji, memberi kontribusi sebesar 1,00
(orbital d)
a.
setiap
elektron dalam kelompok yang sama memberi kontribusi sebesar 0,35
b.
setiap
elektron dalam kelompok disebelah kiri nd dan nf (yang sedang dikaji) memberi
kontribusi sebesar 1,00
Contoh
Contoh
ini berasal dari jurnal milik Slater sendiri, tentang besi dengan muatan inti 26, konfigurasi
elektron 1s22s22p63s23p63d64s2:
Setiap baris menyatakan muatan inti efektif dari elektron-elektron dalam
kelompok yang sama
Unsur dalam satu periode, mempunyai
kulit yang sama tetapi nomor atom bertambah dari kiri ke kanan, maka bersamaan
dengan itu muatan inti juga menaik. Karena elektron ini berada dalam kulit yang
sama, elektron pada kulit-terluar tidak saling melindungi dari pengaruh inti
atom, jadi pengaruh muatan inti efektif terhadap setiap elektron dalam kulit
terluar membesar. Dengan menaiknya pengaruh muatan inti efektif ini menyebabkan
elektron pada kulit terluar akan lebih tertarik ke inti. Dengan demikian
elektron terkumpul lebih dekat ke inti dan ukuran atom jadi mengecil. Sehingga
daya tarik inti pada kulit terluar makin besar dari kiri ke kanan dan jari-jari
atom semakin kecil dari kiri ke kanan.
Dalam
satu golongan dari atas ke bawah mempunyai elektron valensi yang sama, tetapi bilangan
kuantun utama (n) bertambah, atau jumlah kulit bertambah. Tetapi nilai muatan
inti efektif yang dihasilkan elektron ini hampir tidak berubah, jadi yang
mempunyai efek dominan adalah menaiknya ukuran atom yang diikuti oleh menaiknya
ukuran atom yang diikuti oleh menaiknya nilai bilangan kuantum utama orbital
kulit terluar. Akibatnya jarak antara inti dengan elektron di kulit terluarnya
(jari- jari atomnya) semakin besar.
Ragam
ukuran atom yang dijumpai pada deretan “unsur transisi” lebih sedikit jika
dibandingkan “unsur representatif”. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya
elektron pada kulit terdalam karena tertarik oleh muatan inti yang membesar.
Pada deret pertama unsur transisi misalnya, elektron terluar terjadi dalam
subkulit 4s, tetapi deretan elektron selanjutnya ditambahkan ke subkulit 3d.
Elektron kulit lebih ke dalam dapat melindungi hampir sempurna kulit bagian
luar dari pengaruh muatan inti, jadi elektron 4s terluar hanya menaikkan
sedikit demi sedikit muatan inti efektif di daerah unsur- unsur transisi dari
susunan berkala. Oleh sebab itu hanya terjadi perubahan kecil pada ukuran atom.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perkembangan
sistem periodik unsur dimulai dari triade Dobereiner, kemudian hukum oktaf
Newlands, lalu sistem periodik Mendeleev, dan terakhir sistem periodik modern
yang dikenal samapai saat ini
2. Penempatan
unsur dalam sistem periodik unsur modern berdasarkan kenaikan nomor atom.
3. Sistem
periodik unsur modern disusun berdasarkan konfigurasi elektron unsur.
4. Atas
dasar susunan elektron atom-atomnya unsur-unsur dibagi 5 jenis, yaitu unsur-
unsur gas mulia, unsur-unsur golongan s, unsur-unsur golongan p, unsur-unsur
golongan d, dan unsur-unsur golongan f.
5. Dalam
satu golongan volume atom dari atas ke bawah semakin besar berdasarkan kenaikan
nomor atom
DAFTAR
PUSTAKA
Brady,
James E. 1998. Kimia Universitas Asas
& Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara
Chang,
raymond.2003. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta: erlangga
Keenan,
Charles W. 1984. Ilmu Kimia Untuk
Universitas. Jakarta: Erlangga.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta:
Erlangga.
S,
syukri.1999. Kimia Dasar 1. Bandung:
Institut Teknologi Bandung
Sukardjo.
1990. Ikatan Kimia. Yogyakarta:
Rineka Cipta
Suminar.
1999. Kimia Modern. Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar