Sabtu, 20 Juni 2015

Makalah Sejarah Kimia Golongan VA






MAKALAH SEJARAH KIMIA
GOLONGAN V A




Oleh
Atiya Kamila (1313023009)
Dian Naharani (1313023015)
Indah Annisa Armin (1313023037)
Ratna Damayanti (1313023065)
Yunita Nanda Putri (1313023093)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2014



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan inayah-Nya makalah mata kuliah sejarah kimia ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah sejarah kimia ini adalah “Golongan V A”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah kimia, serta untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai golongan V A.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih terdapat kekurangan baik pada penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita maupun masyarakat.

Bandarlampung, 11 April 2014


    Penyusun       










DAFTAR ISI


COVER............................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
            1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
            1.3 Tujuan............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Sejarah unsur-unsur golongan
VA................................................................................2
            2.2 Sifat fisika unsur golongan
V A....................................................................................4
            2.3 Sifat kimia unsur golongan
V A....................................................................................5
            2.4
Kegunaan unsur-unsur golongan V A...........................................................................9

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
                        Pada 1789 Antoine Lavoisier mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan      unsur tersebut berdasarka sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat           kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang    memiliki sifat berbeda.
                        Dalam makalah ini kami membahas tentang  unsur-unsur dari golongan IIIA yang terdiri dari: Nitrogen (N), dimana bentuk diatomik dari nitrogen adalah unsur yang paling        utama dari udara. Unsur-unsur yang lain adalah termasuk Fosfor (P), Arsen (As),     Antimon (Sb), Bismut (Bi).

1.2       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah unsur-unsur golongan V A ditemukan?
2.      Apa saja sifat fisika dan kimia dari masing-masing unsur golongan V A ?
3.      Apa saja kegunaan dari masing-masing unsur golongan V A ?

1.3       Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini, antara lain:
1.      Mahasiswa  dapat mengetahui sejarah dari unsur-unsur golongan VA.
2.      Mahasiswa  dapat mengetahui sifat-sifat dari unsur golongan VA, baik sifat kimia ataupun sifat fisika.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dan bahaya dari masing-masing unsur golongan VA.





BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Sejarah Unsur-Unsur Golongan V A

            Unsur Kimia Golongan V A
1.      NITROGEN
         Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia yang memiliki lambang N dan nomor   atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan      merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan     unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas,          tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
         Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan             hidup. Nitrogen ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya        udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang    tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir           abad ke-18 lagi.

2.      FOSFOR
         Fosfor (berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki cahaya        karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark). Dan juga   merupakan nama kuno untuk planet Venus ketika tampak sebelum matahari terbit.         Seorang ilmuwan asal Jerman Brand menemukan fosfor di tahun 1669 secara             tidak sengaja dalam percobaan menggali bebatuan.
         Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,Jerman.



3.      ARSEN
Unsur arsenik ditemukan pada sekitar tahun 1250 oleh Albert Magnus. Arsen pertama kali berasal dari bahasa Persia zarnig dan bahasa Yunani arsenikon yang artinya kuning. Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur metaloid dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Arsen adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Dalam bentuk unsur, arsenik sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, jika dalam bentuk senyawa oksidanya, yaitu arsen oksida (As2O3), unsur ini bersifat racun. Senyawa arsen oksida berbentuk serbuk putih yang larut dalam air, tidak berasa, dan sukar dideteksi jika telah lama diminum. Sejumlah senyawa arsen yang sering berhubungan dengan suatu kasus keracunan adalah arsen organik, arsen anorganik, dan gas arsine.
          Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida,    dan dalam berbagai aloy. Arsen adalah unsur yang sangat jarang ditemukan di           lapisan bumi, hanya sekitar 5,5.10-5 % per volum. Itu adalah komponen utama             lebih dari 200 mineral termasuk elemental arsen, sulfida, oksida, arsenat dan   arsenit yang ditemukan di batuan vulkanik, batubara, lautan dan mineral di air. Di           alam biasanya arsen terdapat dalam bentuk mineral pada kerak bumi seperti            realgar (As2S2), auripigment (As2S3), arsenopyrite (FeSAs) dan mineral besi           seperti arsenopirit (FeAsS) dan leolingit (FeAs2).
4.      ANTIMON
Antimon telah diketahui dalam berbagai senyawa sejak zaman kuno. Ia juga diketahui sebagai logam pada awal abad ke-18.
Antimon merupakan konduktor panas dan listrik yang buruk. Antimon dan banyak senyawanya sangat beracun. Antimon termasuk dalam unsur metalloid.
Antimon adalah sebuah elemen dengan bentuk putih keperakan, rapuh, kristal padat yang memamerkan lemahnya listrik dan kondutifitas panasnya dan menguap pada suhu rendah. Sebuah metalloid, antimon menyerupai logam dari bentuk dan fisiknya tetapi secara reaksi kimia tidak demikian.

5.      BISMUTH
Bismut berasal dari bahasa latin yaitu bisemutun dan dari bahasa Jerman yaitu Wismuth. Pada masa awalnya, bismut sempat disangka sebagai seng dan timbal karena bismuth mempunyai kemiripan dengan elemen itu. Basilius akhirnya menjelaskan sebagian sifatnya di tahun 1450. Claude Francois Geoffroy menunjukkan di tahun 1753 bahwa logam ini berbeda dengan timbal.
Nama bismut berasal dari kata Jerman berarti "massa putih". Bismut telah dianggap sebagai elemen stabil terberat yang terjadi secara alamiah.

2.2       Sifat Fisika Unsur Golongan V A

1.      NITROGEN
1)      Massa atom relatif                   :14,006
2)      Nomor atom                            : 7
3)      Jari-jari atom                           : 0,074 nm
4)      Keelektronegatifan                 : 3,07
5)      Energi ionisasi pertama           : 1,406
6)      Titik leleh                                : -210 ºC
7)      Titik didih                               : -195,8 ºC
2.      FOSFOR
1)      Warna                                     : tidak berwarna, merah, putih
2)      Wujud                                     : padat
3)      Titik didih                               : 55 oK (277 oC)
4)      Titik leleh                                : 317,3 oK (44,2 oC)
5)      Massa jenis (fosfor merah)      : 2,34 g/cm3
6)      Massa jenis (fosfor putih)       : 1,823 g/cm3
7)      Massa jenis (fosfor hitam)      : 2,609 g/cm3
8)      Energi ionisasi (fosfor putih)  : 1011,8 kj/mol
3.      ARSEN
1)      Massa jenis (sekitar suhu kamar) 5,727 g/cm³
2)      Massa jenis cair pada titik lebur 5,22 g/cm³
3)      Titik lebur 109 oK (817 oC, 1503 oF)
4)      Titik didih sublimasi  887 oK (614 oC, 1137 oF)
5)      Kalor peleburan 24,44 kJ/mol
6)      Kalor penguapan 34,76 kJ/mol
7)      Kapasitas kalor (25 oC) 24,64 J/(mol·K)
4.      ANTIMON
1)      Massa atom                                         = 121.760  g/mol
2)      Massa jenis (suhu kamar)                    = 6.697 g/cm³
3)      Massa jenis cair pada titik lebur          = 6.53 g/cm³
4)      Titik lebur                                            = 903.78 oK (630.63 oC, 1167.13 oF)
5)      Titik didih                                           = 1860 oK (1587 oC, 2889 oF)
6)      Kalor peleburan                                   = 19.79 kJ/mol
7)      Kalor penguapan                                 = 193.43 kJ/mol
8)      Kapasitas kalor                                    = (25 oC) 25.23 J/(mol·K)
5.      BISMUTH
1)      Massa atom                                         = 208.98040 g/mol
2)      Massa jenis (sekitar suhu kamar)         = 9.78 g/cm³
3)      Massa jenis cair pada titik lebur          = 10.05 g/cm³
4)      Titik lebur                                            = 544.7 oK(271.5 °C, 520.7°F)
5)      Titik didih                                           = 1837 oK (1564 °C, 2847 °F)
6)      Kalor peleburan                                   = 11.30 kJ/mol
7)      Kalor penguapan                                 = 151 kJ/mol
8)      Kapasitas kalor                                    = (25 °C) 25.52 J/(mol.K)

2.3       Sifat Kimia Unsur Golongan V A

1.    NITROGEN
Nitrogen adalah unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk senyawa dalam semua bilangan oksidasi dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Adapun sifat kimia nitrogen antara lain seperti berikut.
1)      Reaksi nitrogen dengan oksigen terjadi apabila bereaksi di udara dengan bantuan bunga api listrik tegangan tinggi, dengan reaksi seperti berikut.
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)
Selanjutnya senyawa NO akan bereaksi membentuk NO2 dengan reaksi seperti berikut.
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
2)      Nitrogen hanya dapat bereaksi dengan fluor membentuk nitrogen trifluorida dengan reaksi seperti berikut.
N2(g) + 3F2(g) → 2NF2(g)
3)      Nitrogen dapat bereaksi dengan logam membentuk nitrida ionik, misalnya seperti berikut.
6Li(s) + N2(g) → 2Li3N(s)
6Ba(s) + N2(g) → 2Ba3N(s)
6Mg(s) + N2(g)→ 2Mg3N(s)

2.      FOSFOR
Fosfor dapat membentuk ikatan dengan cara yang mirip dengan nitrogen. Fosfor dapat membentuk tiga ikatan kovalen, menerima tiga elektron membentuk ion P3-. Reaksi yang terjadi pada fosfor, antara lain seperti berikut.
1)      Fosfor dapat bersenyawa dengan kebanyakan non logam dan logam-logam yang reaktif. Fosfor bereaksi dengan logam IA dan IIA dapat membentuk fosfida. Dalam air fosfida mengalami hidrolisis membentuk fosfin, PH3.
Na3P(s) + 3H2O(l) → 3NaOH(l) + PH3(g)
2)      Fosfor membentuk dua macam senyawa dengan halogen yaitu trihalida, PX3 dan pentahalida PX5.
3)      Membentuk asam okso fosfor
Asam okso dari fosfor yang dikenal adalah asam fosfit dan asam fosfat. Asam fosfit dapat dibuat dengan reaksi seperti berikut.
P4O6(aq) + 6H2O(l) → 4H3PO3(aq)
4)      Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.
5)      Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek korek api.

3.      ARSEN
1)      Reaksi arsenik dengan air
Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
2)      Reaksi arsenik dengan udara
Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk membentuk "arsen pentoksida" tetra-arsenik decaoxide.
4As (s) + 5O2 (g)                   As4O10 (s)
4As (s) + 3O2 (g)                    As4O6 (s)
3)      Reaksi arsenik dengan halogen
Arsenik bereaksi dengan fluor untuk membentuk arsen gas (V) fluoride
2As (s) + 5F2 (g)                      2AsF5 (g)
Arsenik bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan halogen fluorin, klorin bromin, dan yodium untuk membentuk arsen (III) trihalides.
2As (s) + 3F2 (g)                     2AsF3 (l)
2As (s) + 3Cl2 (g)                   2AsCl3 (l)
2As (s) + 3Br2 (g)                   2AsBr3 (l)
2As (s) + 3I2 (g)                      2AsI3 (l)

4.      ANTIMON
Antimon merupakan  unsur  dengan putih keperakan, berbentuk kristal padat yang rapuh,daya hantar listrik ( konduktivitas ) dan panas nya lemah. Zat ini menyublim ( menguap dari fase padat ) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid , antimon menyerupai  logam dari penampilan fisik nya tetapi secara kimia ia bereaksi berbeda dari logam sejati.

1.         Reaksi dengan air
Ketika antimon panas merah akan bereaksi dengan air untuk membentuk antimon (III) trioksida.
       2Sb (s) + 3H2O (g)                         Sb2O3 (s) + 3H2 (g)

2.      Reaksi dengan udara
Ketika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara untuk formulir trioksida antimon (III).
          4Sb (s) + 3O2 (g)                     2Sb2O3 (s)
3.      Reaksi dengan halogen
Antimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen untuk membentuk antimon (III) dihalides.
2Sb (s) + 3F2 (g)                       2SbF3 (s)
2Sb (s) + 3Cl2 (g)                     2SbCl3 (s)
2Sb (s) + 3Br2 (g)                     2SbBr3 (s)
2Sb (s) + 3I2 (g)                        2SbI3 (s)

4.    Reaksi dengan asam
Antimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat, untuk membentuk solusi yang mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur (IV) gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan asam klorida dalam ketiadaan oksigen.

5.      BISMUTH
Unsur ini merupakan kristal putih, logam yang rapuh dengan campuran sedikit bewarna merah jambu. Ia muncul di alam tersendiri. Bismut merupakan logam paling diamagnetik, dan konduktor panas yang paling rendah di antara logam, kecuali raksa. Ia memiliki resitansi listrik yang tinggi dan memiliki efek Hall yang tertinggi di antara logam (kenaikan yang paling tajam untuk resistansi listrik jika diletakkan di medan magnet).
1)      Reaksi dengan air
 2Sb (s) + 3H2O (g)                         Sb2O3 (s) + 3H2 (g)
2)      Reaksi dengan udara
Ketika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara untuk 
membentuk trioksida antimon (III).
4Sb (s) + 3O2 (g)                     2Sb2O3 (s)
3)      Reaksi dengan halogen
Antimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen untuk membentuk antimon (III) dihalides.
4)      Reaksi dengan asam
Antimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat, untuk membentuk larutan yang mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur (IV) gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan asam klorida dalam ketiadaan oksigen.


2.4       Kegunaan Unsur-Unsur Golongan V A

1.      Nitrogen memiliki berbagai keperluan. Selain pembuatan ammonia, penggunaan terbesar, digunakan dalam industri nitrogen elektronik untuk flush udara dari tabung vakum sebelum tabung dimeteraikan. Dalam operasi pengerjaan logam, nitrogen digunakan untuk mengontrol tungku atmosfer selama pemanasan dan pendinginan logam. Nitrogen digunakan untuk membuat berbagai bahan peledak termasuk ammonium nitrate, amonium nitrat, nitroglycerin, nitrogliserin, nitrocellulose, and nitroselulosa, dan trinitrotoluene (TNT). trinitrotoluene (TNT). Hal lain digunakan sebagai refrigerant(zat pendingin) baik untuk pembekuan, perendaman produk makanan dan untuk transportasi makanan, dan dalam bentuk cair digunakan industri minyak untuk membangun tekanan dalam sumur untuk memaksa. minyak mentah ke permukaan.
Penggunaan gas amonia bermacam-macam ada yang langsung digunakan sebagai pupuk, pembuatan pulp untuk kertas, pembuatan garam nitrat dan asam nitrat, berbagai jenis bahan peledak, pembuatan senyawa nitro dan berbagai jenis refrigeran. Dari gas ini juga dapat dibuat urea, hidrazina dan hidroksilamina.
Gas amonia banyak juga yang langsung digunakan sebagai pupuk, namun jumlahnya masih terlalu kecil untuk menghasilkan jumlah panen yang maksimum. Maka dari itu diciptakan pupuk campuran, yaitu pupuk yang mengandung tiga unsur penting untuk tumbuhan (N + P2O5 + K2O). Pemakaian yang intensif diharapkan akan menguntungkan semua pihak.
Nitrogen dapat mempercepat penyulingan minyak, N2 cair digunakan untuk mendinginkan hasil makanan dan ban yang memakai nitrogen punya banyak manfaat dibanding jika ban yang masih menggunakan angin biasa.

2.      Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Permintaan untuk pupuk secara global telah meningkatkan produksi fosfat yang banyak. Fosfat juga digunakan untuk produksi gelas spesial, seperti yang digunakan pada lampu sodium. Kalsium fosfat digunakan untuk membuat perabotan China dan untuk memproduksi mono-kalsium fosfat. Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida, odol dan deterjen. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
3.      Penggunaan arsen sangat bervariasi antara lain pada industri pengerasan tembaga dan timbal sebagai bahan pengisi pembentukan campuran logam, industri pengawet kayu (bersama tembaga dan krom), untuk melapisi perunggu (menjadikannya berwarna merah tua), industri cat, keramik, gelas (penjernih dari noda besi), digunakan sebagai agen pendoping dalam peralatan solid-state seperti transistor.
Galium arsen digunakan sebagai bahan laser untuk mengkonversi listrik ke cahaya koheren secara langsung. Arsen juga banyak digunakan dalam masyarakat sebagai hasil industri, misalnya sebagai bahan pengawet, bahan cat, insektisida, pestisida, herbisida, campuran  dalam pupuk. Selama abad ke-19, senyawa arsen telah digunakan dalam bidang obat-obatan, seperti penyakit kelamin sipilis, dan kanker darah (leukemia), tetapi kebanyakan sekarang telah digantikan dengan obat-obatan modern.
Timbal biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah, namun   mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya.

4.      Antimon dimanfaatkan dalam produksi industri semikonduktor dalam produksi dioda dan detektor infra merah. Sebagai sebuah campuran, logam semu ini meningkatkan kekuatan mekanik bahan. Manfaat yang paling penting dari antimon adalah sebagai penguat timbal untuk batere. Kegunaan-kegunaan lain adalah campuran antigores, korek api, obat-obatan dan pipa.
 Oksida dan sulfida antimon, sodium antimonat, dan antimon triklorida digunakan
 dalam pembuatan senyawa tahan api, keramik, gelas, dan cat. Antimon sulfida alami
 (stibnit) diketahui telah digunakan sebagai obat-obatan dan kosmetika dalam masa
 Bibel.

5.      Bismut oxychloride digunakan dalam bidang kosmetik dan bismut subnitrate dan subcarbonate digunakan dalam bidang obat-obatan.
·          Magnet permanen yang kuat bisa dibuat dari campuran bismanol (MnBi)
·           Bismut digunakan dalam produksi besi lunak
·            Bismut sedang dikembangkan sebagai katalis dalam pembuatan acrilic fiber
·          Bismut telah duganakan dalam penyolderan, bismut rendah racun terutama untuk penyolderan dalam pemrosesan peralatan makanan.
·          Sebagai bahan lapisan kaca keramik.Aloi bismuth dengan timbel dan antimony digunakan untuk piringan pita stere
·          Bismut oxychloride digunakan dalam bidang kosmetik dan bismut subnitrate andsubcarbonate digunakan dalam bidang obat-obatan





BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

1.      Unsur pada golongan VA adalah Nitrogen (N), dimana bentuk diatomik dari nitrogen adalah unsur yang paling utama dari udara. Unsur-unsur yang lain adalah termasuk Fosfor (P), Arsen (As), Antimon (Sb), Bismut (Bi).
2.      Golongan VA merupakan unsur logam utama.
3.      Nitrogen adalah unsur kimia berupa gas yang tidak berwarna yang memiliki lambang N. Nitrogen dapat digunakan untuk mempercepat penyulingan minyak, N2 cair digunakan untuk mendinginkan hasil makanan dan pengisian angin pada kendaraan.
4.      Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15, berupa nonlogam dan dapat digunakan dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida, odol dan deterjen.
5.      Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur metaloid dalam tabel periodik yang memiliki simbol As yang bersifat racun.
6.      Antimon adalah suatu unsur metaloid kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambing Sb dan memiliki daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah.
7.      Bismut adalah suatu unsur kimia yang memiliki lambang Bi yang mempunyai tahanan listrik yang tinggi. Ketika terbakar dengan oksigen, bismut terbakar dengan nyala yang berwarna biru. Bismut bersifat diamagnetik.










DAFTAR PUSTAKA


Achmad, H. 2001. Struktur Atom Struktur Molekul & Sistem Periodik. Bandung: PT CINTRA    ADITYA BAKTI

Jeques, marselus. 2013. Unsur Golongan V A. http://jequesgros.blogspot.com/2013/03/unsur-golongan-va.html. Diakses tanggal 9 April 2014

Arif, N. 2013. Unsur Kimia Golongan VA. http://muhammadnoorarif.blogspot.com/2013/11/makalah-unsur-kimia-golongan-va_9917.html. Diakses pada tanggal 9 April 2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar